BERJONGKONG ( BALE SERIBU HANTU )
Pos Berjongkong co. 5450.6706
merupakan salah satu pos lintas batas di sepanjang perbatasan Republik
Indonesia – Malaysia di wilayah Sajingan Besar. Pos berjongkong merupakan pos
lama yang diaktifkan kembali pada tahun 2008 setelah sebelumnya hancur terkena
ledakan mortir dalam konfrontasi Republik Indonesia – Malaysia (1962 – 1966).
Lokasi pos baru berada di ketinggian dan berada kurang lebih 800 m dari letak
pos lama yang hancur. Selain itu di sekitar wilayah pos baru dan lama terdapat
banyak kuburan adat dan kuburan-kuburan tentara pada zaman konfrontasi baik itu
dari TNI, Laskar melayu, Tentara Inggris, Gurkha maupun warga sipil yang ikut
dalam konfrontasi.
Lokasi Pos Berjongkong lama terletak
di tepian sungai Berjongkong co.5332.6695 , dan berada di tengah hutan. Pos ini
dahulu disebut Pos Bale Seribu Hantu diambil dari cerita adat masyarakat dayak
mengenai hantu balai seribu. Hantu Balai Seribu merupakan salah satu mitos
hantu atau mahluk mistik di Kalimantan Barat. Hantu Balai Seribu merupakan
hantu yang sering mengganggu orang yang masuk ke dalam hutan lebat,
kedatangannya ditandai dengan angin kencang, sedangkan wujudnya sendiri tidak
terdeskripsi secara jelas dan diyakini oeh masyarakat setempat dapat
menyebabkan kecelakaan atau kematian.
|
Beribu cerita tentang wilayah
berjongkong sampai suatu ketika saya bertemu dengan Bapak Nicodemus dan Bapak
Dingga yang merupakan tetua adat Dusun Beruang dan Benua Sajingan yang dahulu
ikut mengangkat senjata dalam konfrontasi. Mereka bercerita tentang asal muasal
nama pos Berjongkong. Beliau bercerita bahwa Balai Seribu Hantu laksana Tentara
Indonesia, jumlahnya sedikit tapi seakan-akan terlihat banyak karena dibantu
oleh laskar (warga yang ikut berperang), dan juga kalau sudah bergerak dihutan,
gerakannya tidak bisa dibendung dan mematikan. Dan juga kenapa dinamakan Bale
Seribu Hantu yaitu disanalah tempat berkumpulnya para hantu, hantu rimba di
Berjongkong.
Banyak cerita adat, mitos maupun
mistik di wilayah sepanjang perbatasan Republik Indonesia – Malaysia, banyak
yang mengajarkan kebaikan maupun ada juga yang mengajarkan tentang rasa takut
akan hal-hal yang sebenarnya belum tentu benar, dilihat dari segi positif dan
darimana kita melihat sudut pandang tersebut. Asalkan kita bisa tetap berjalan
sesuai dengan pepatah “Dimana bumi
dipijak, disana langit dijunjung” maka tentunya kita dapat beradaptasi
dengan budaya di daerah yang kita tempati.
Sumber
http//palingseru.com
Bapak
Nicodemus (Ketua Adat Dusun Beruang)
Bapak
Dingga (Ketua Adat Benua Sajingan)
Not Bad, tapi salut udh lama saya disini malah belum tau sejarahnya, makasih atas infonya,
BalasHapuskomendan minta koordinat pos pamtas sei beruang...
BalasHapus081261109897